[Ficlet] This is Typical of Love

img_20170304_174914
credit image to owner, from twitter.

This is Typical of Love

by twelve

Jeon Jungkook; Son Chaeyoung

+ Kim Mingyu

>900 words (ficlet); high school!AU, broken!romance, friendzoneship, fluff

.

Chaeyoung sangat suka bertanya dan Jungkook akan dengan senang hati menjawab, sebodoh apapun itu pertanyaannya.

Ini nih namanya sakit tapi gak berdarah.

///

“Jeon Jungkook!”

Waktu itu adalah malam minggu. Seorang anak lelaki memakai seragam kuning khas sekolah seni nomor satu di negeri ini berdampingan dengan seorang perempuan berambut bergelombang yang seragamnya berbeda.

“Apa?”

“Jutek banget, sih.” terdengar Chaeyoung menggerutu, membuat Jungkook menghela napas ogah-ogahan.

“Ya, apaaaaaaaa, Nona Son?”

Jungkook menangkap Chaeyoung sedang menyipitkan mata sambil tersenyum kian lebar. Ada sedikit perasaan menggelitik apalagi begitu tahu yang selanjunya anak perempuan itu lakukan adalah bersiap-siap bertepuk tangan heboh. Aduh, jangan-jangan

It’s Chaeng’s Quiz Time!”

“Tuh, kan, bener,” dengus Jungkook, nyaris berbisik dengan secarik senyum yang disembunyikan. Akhirnya.

Chaeng’s Quiz Time adalah salah satu sesi dari serangkaian perjalanan pulang mereka dari ruang belajar. Chaeyoung sangat suka bertanya dan Jungkook akan dengan senang hati menjawab, sebodoh apapun itu pertanyaannya. Tambahan informasi, Jungkook selalu menunggu-nunggu sesi ini.

“Pertanyaan berbobot 80 poin, apakah Anda akan mengambil tantangan ini?”

Bayangkan ini adalah acara televisi, maka Son Chaeyoung akan terpilih menggunakan gaun cantik warna merah sebagai pembawa acaranya. Sementara Jeon Jungkook adalah finalis yang akan membawa pulang hadiah senilai jutaan won (kalau bisa sih, sekalian gandeng Nona Pembawa Acara Bergaun Merah).

“Ya, tentu saja. Untuk hadiah sebesar dua puluh juta won, saya tidak akan menyia-nyiakannya,” Jungkook menimpali dengan nada yang sama seperti acara-acara kuis di televisi. Sehingga Chaeyoung tertawa, indah sekali.

“Kita main kata ‘seandainya’, deh,”

Jungkook mengantisipasi. Tanpa sadar ia memperlambat langkahnya agar sejajar dengan si Perempuan Mungil.

“Seandainya Son Chaeyoung adalah pacar Jeon Jungkook, maka hal romantis yang akan dilakukan Tuan Jeon kepada Nona Son adalah?”

Hah?

Ini pertanyaan tak terduga (pantas berbobot 80 poin!) dan Jungkook sempat blank, membuat kepalan tangan Chaeyoung yang pura-puranya adalah mikrofon, menggantung kedinginan di bawah dagu si Anak Lelaki Jeon.

MmI’m not sure…,” ia membuat wajah pura-pura berpikir, padahal jantungnya berdetak tak karuan.

“Ayo dong! Seandainya doang, kok.” Chaeyoung cemberut. Jungkook jadi gelagapan.

Then there would be a lot of kisses—aw!”

“Mesum!”

Satu kalimat belum selesai, Jungkook sudah dihadiahi pukulan. Ia tertawa. “Kan seandainya? Besides, I know that you are pretty curious about kisses too.

“Ih, bodo amat.”

Jungkook tertawa makin keras. Semburat merah di pipi Chaeyoung terlihat manis, sehingga tiba-tiba nadanya berubah jadi serius. “I will take you to a bowling date. And I bet you will gain some weight because I love eating so I will make sure you eat a lot to grow a lot.

Chaeyoung berhenti melangkah, Jungkook jadi ikut-ikutan.

“Eh, kenap—“

Grow a lot tuh maksudnya biar nambah tinggi, kan. Ih dasaaaar!” Chaeyoung memukul lengan Jungkook lagi. Sang korban mengaduh disela-sela tawanya, namun menikmati perlakuan tersebut.

“Ampun, Nduk. Mau dilanjutin gak?”

Sambil cemberut, Chaeyoung mengangguk.

Jungkook mendaratkan satu tangan di kepala Chaeyoung, menepuknya. “Setiap pulang sekolah kamu bakal nemuin cowok ganteng pakai seragam SOPA di gerbang Hanlim buat jemput kamu,” beberapa detik jeda, Chaeyoung mengisinya dengan menghujat Jungkook dalam volume paling pelan atas kata ‘cowok ganteng’ barusan.

“Aku tahu kamu suka begadang,” Jungkook melirik Chaeyoung lewat ekor mata. Menerka-nerka seberapa dalam kantung matanya apabila tidak terpoles bedak.

“Aku bakal bawelin kamu buat tidur, then I will sing you to sleep. Gak keberatan juga buat nemenin kamu begadang. Terus besoknya kita maskeran bareng-bareng biar gak keliatan kayak panda kembar.

But I won’t give you flowers. Aku tau kamu sukanya stroberi, jadi aku bakal kasih hadiah pohon stroberi di pot biar bisa dipanen,” Jungkook melanjutkan. Di bagian ini, Jungkook berhenti, namun tak ada komentar apapun dari si Perempuan Bersurai Pendek.

Sehabis itu, tiba-tiba Chaeyoung menghentikan langkah. Tatapan dihunuskan tepat ke dua bola mata Jungkook. Pada momen ini, jantungnya berdebar keras sekali.

You surely will treat your soon-to-be-girlfriend like a princess, won’t you?” mata Chaeyoung memicing, dan sialnya, di bawah sinar remang-remang lampu jalan, dwinetra favoritnya itu malah terlihat makin berkilau. Jungkook jadi lebih gelagapan.

Y-yeah …

Satu cengiran merangkak naik. “Good then,” pungkasnya, dengan satu tangan mendaratkan satu tepukan perhatian di bahu Jungkook. Terselip nada lega di sana, sehingga otomatis Jungkook tersenyum juga.

Kemudian, Chaeyoung meneruskan jalan. Setelah belok satu kali lagi, rumah dengan pagar tinggi adalah milik si Perempuan Mungil. Bibir Jungkook baru saja mau membuka untuk mengucapkan salam ‘sampai jumpa besok’, namun—

“O-oh, Mingyu! Kok kamu ada di depan rumah aku?”

Kratak, suara hati patah.

“Mau jemput kamu buat jalan.”

Duh, mulai bau hati gosong.

“Udah lama, ya? Duh, maaf,” ada sedikit nada lucu ala aegyo di sana. “Tadi agak ngaret bisnya. Lagian kamu kenapa gak masuk aja, sih? Ada mama sama adekku di dalem,” Chaeyoung nyerocos sambil membuka pintu pagar. Jungkook mencelos menyaksikan seberapa tulus senyum si Kim Sialan Mingyu itu untuk Chaeyoung.

Halah.

“Woy, Kook! Thanks udah pulang bareng Chaeng. Besok lagi biar saya aja.”

Jungkook menggaruk sedikit kepalanya. Nyengir kikuk, kepalang enggan menjawab.

“Duh, apaan, sih. Jungkook kan temen pulang barengnya aku, udah mutlak. Gak usah sok ngatur.” Chaeyoung mengerutkan wajah sambil satu tangannya mendarat di lengan atas Mingyu yang cuma tertawa.

“Jeon, hati-hati ya pulangnya!” pesan Chaeyoung bersama satu senyuman manis. Dibalas senyum pula oleh Jeon Jungkook. Satu jempolnya naik mengiyakan.

Padahal dalam hati meringis.

Inginnya update Path listening to Shawn Mendes – Treat You Better. Atau upload foto aesthetic ala-ala yang isinya: ‘I choose to love in silence. Bevause in silence I find no rejection. And in silence, no one owns you but me’.

Halah. Ini nih namanya sakit tapi gak berdarah.

/

/

/

Sementara itu, Chaeyoung langsung mengeluarkan ponsel begitu mendaratkan bokongnya di atas kursi milik kafe pilihan Mingyu. Ia mengetikkan beberapa kalimat sambil tersenyum. Sampai-sampai Mingyu mencuri lirik dengan dibakar api kecemburuan.

Chat sama siapa sih sampe senyumnya lebar banget gitu?”

Chaeyoung baru menjawab setelah mengirim pesan terakhirnya. “Sama yang mau ke Jungkook! Kasian aku liat dia jomblo terus,” kedua belah bibir berpoles liptint merah jambu itu mengerucut kecil. “Untung aja ini ada temenku, eh salah, sahabat baiknya aku yang mau dijodohin sama dia. Pake minta restu gitu sama aku buat suka sama Jungkook. Lucu banget.”

Mingyu menyedot americano dalam gerakan slow motion. Mengerjap beberapa kali. Chaeyoung benar-benar tidak peka, dan ia tidak punya hak untuk ikut campur. Benar bukan?

///

Author’s Note:

HOLAAAA!!!! SELAMAT TAHUN BARU! ((telat)) ((yha))

Maafin baru sempat lagi buat FF ;;; ___ ;;; pengennya sih produktif lagi, tapi gimana ya susah diajak kompromi idenya 😦

AAAANDDDD I WROTE A CHAENGKOOK FICTION! HUHUHUHU.

Lately, I’ve been into Jungkook. Makanya aku pilih Jungkook. Beside that, ada seseorang yang bikin aku kalo liat Jungkook selalu keinget friendzone. HAHA. Padahal gak tega banget liat Jungkook kena friendzone gini 😦 maunya dia aku pacarin aja 😦 ((slapped))

Soooo many kata-kata gak baku di atas. Aku ngerasa kaku kalo konversasi pake bahasa baku. Hehehe. Maafkeun perubahan gaya nulisku yang satu ini!

Udah ah, ya?

See you when I see you ❤

🌟 Twelve.

7 respons untuk ‘[Ficlet] This is Typical of Love

  1. Reblogged this on THE AUREOLIN and commented:

    Seems like I will write this in Ori-fic version or JK x OC version but- let’s see 😅😋

    Enjoy your lovely-fresh-from-the-oven JK x Chaeng fiction! ❤ Psst. There’s also Mingyu’s little appearance. 😉

    Caution: friendzoned alert❗❗❗

    Suka

  2. Halo, hai…. Aku nisa dan ini baru pertama banget mampir kesini tapi sumpah ini dek jk nya kasian banget tapi kok ngakak jugaa akunya di kamar kosan. Wkwk. Jungkook rasa lokal. Keep the goodwork ya!

    Suka

    1. Halo, Kanisa! Lmao, we have the same name. 😂 Nama Nisa tuh emang pasaran ya?
      Ini sebenernya gak Jungkook rasa lokal tapi pas aku baca ulang kok ada ‘Nduk’-nya ya… Mungkin Jungkook ada turunan Jawa di sini ((lho))
      Makasih ya! Ayo sering-sering mampir X)

      Suka

  3. Woowww.. Chaengie nggak peka banget yah kamu.. Kasian banget jungkook nya. Ceritanya bikin ketawa sekaligus nyesek.. Ohh ya salam kenal aku lidia …

    Suka

    1. Aye, Lidia! Halo, salam kenal juga ❤
      Emang. Chaeng adalah orang ter-gak peka sedunia. But, seriously, don't fall in love with your bestfriends: it's a trap. Hahaha.
      Thank you udah baca ya! 💙

      Suka

  4. Seperti biasa fiksinya kak twelve selalu kiyot dan bikin baper huhu TT Patah hatinya Jungkook nyampek sini suaranya. Tapi bagus cuma temen soalnya Chaeng cuma milik Eunwoo seorang di mataku :” Btw di mana-mana kok selalu nyempil si Mingyu pas momen2 PDKT (?)

    Suka

    1. Aduh aku jadi malu dibilang cute ((LAH)) ((padahal mah fiksinya))

      HAHAHAHA. Parah dong Jungkook patah hati kebangetan kalo sampe kedengeran ke sini 😦
      Lol. That ketua osis × sekretarisnya kan ya?
      Mingyu ada dimana-mana karena… just karena (???)

      Btwwww, thank you udah baca dan komennya!! 💙

      Suka

Leave the Love-Signal: