[Ficlet] Voice Note

Voice Note

By. Twelve

Kim Mingyu; Son Chaeyoung

<600 words (ficlet); romance, fluff

~.~

Ting tong!

Chaeyoung menerima satu voice note malam itu.

.

.

11:58 p.m

April 23^rd, 2016.

[ Chaeyoung’s B’day! ]

.

“Selamat ulang tahun!”

“Yo, Baby. Happy birthday!”

“Have a blast, Beautiful!!!”

“Saengil chukkahamnida!”

“Otanjoubi omedetto!! <3”

“Happy birthday, dear my dearest Chaeyoung… May good things always by your side. God bless u!”

“ONE IN A MILLION! Yo! It’s your birthday! I wish you a happy belated birthday. Please live your life with no regrets and don’t forget to take care of yourself. All the best for ya! God bless. I ❤ U.”

.

Ponsel Chaeyoung terus-terusan berdering, seperti tidak ada habisnya. Anak perempuan itu baru menyalakan ponsel dua menit yang lalu, dan seruntuyan notifikasi langsung membanjirinya, entah itu dari Twitter atau Instagram.

Ini nyaris tengah malam, waktu Korea Selatan, dan Chaeyoung tidak mengerti kenapa orang-orang rela mengorbankan waktunya hanya untuk membanjiri semua akun SNS-nya—err, sebenarnya itu akun bersama milik TWICE—dengan ucapan selamat ulang tahun.

Iya. Hari ini tanggal 23 April, dan ia berulang tahun; ulang tahun pertamanya sebagai seorang bintang.

Tapi—demi Tuhan!—ini sudah nyaris berganti hari dan orang-orang masih semangat mengucapkan selamat ulang tahun padanya.

Chaeyoung betul-betul baru tahu bagaimana rasanya ada ribuan—mungkin juga jutaan—orang berlomba mengucapkan selamat ulang tahun untuknya. Bahkan, papan iklan ulang tahunnya membuat Chaeyoung sendiri terpana. Belum lagi kiriman-kiriman hadiah sudah menggunung saja di lobi gedung JYP. Sepenting itukah momen ulang tahunnya?

Chaeyoung tentu saja tidak bisa marah-marah pada mereka semua yang telah membuat ponselnya nyaris meledak oleh jutaan notifikasi yang masuk; sudah sepantasnya ia bersyukur karena banyak sekali yang mengingat ulang tahunnya, bahkan lebih dari espektasinya. Jadi, Chaeyoung senantiasa mengamini setiap doa yang mampir.

Namun tetap saja. Chaeyoung tidak tahan dengan ponselnya yang terus-terusan bergetar sehingga ia berniat untuk mematikannya (lagi), lalu lekas pergi tidur dengan tenang. Tapi, satu notifikasi ini membuat Chaeyoung mengurungkan niatnya.

‘Anda memiliki satu pesan suara; tekan satu untuk mendengarkan.’

Pip.

“Aku sudah mau menelponnya untukmu. Cepat bicara padanya!”

“Dia bahkan tidak mengangkat teleponnya.”

“Ponselnya mati karena ada jadwal, bodoh.”

“Tapi—“

“Cepat bicara. Tidak ada penolakan.”

Setelah suara perdebatan samar itu habis, hening begitu panjang. Chaeyoung mengerutkan kening. Awalnya Chaeyoung mengira ini adalah ulah iseng penggemarnya, jadi Chaeyoung berniat untuk menutupnya. Tapi—

“Ada seseorang yang ingin berbicara padamu,”

Oh, itu suara—siapa ya? Chaeyoung pernah mendengarnya namun tidak ingat siapa. Kalau tidak salah anak lelaki yang bersama Dahyun di acara TV beberapa waktu lalu. Sehingga Chaeyoung membenarkan letak ponsel di telinganya untuk mendengar lebih jelas.

“(krasak krusuk) Halo. Ini aku—(batuk sedikit, membersikan suara dari gugup) Kim Mingyu dari Seventeen. Kita berbicara sedikit di acara musik kemarin. (hening)

“Chaeyoung-ssi, selamat ulang tahun. Maaf telah mengganggu waktumu. (hening panjang sekali. Lalu terdengar desisan seperti ‘cepat katakan, Bodoh! Ini kesempatanmu!’ dan suara itu kembali) Ayo kita pergi ke kedai es krim di dekat asramamu, kalau sempat. (hening lagi) Aku yang bayar. (hening sejenak)

“Umm—aku tutup ya. (hening kembali) Uh, selamat malam. (hening selama lima detik) Iya-iya aku tutup kok! (hening selama tiga detik) Kali ini betulan. (hening selama satu detik) Aku akan benar-benar menutupnya setelah ini; selamat ulang tahun. (hening sekejap) Kabari aku kalau kau ada waktu luang.”

Pip.

Dan begitu voice note itu berakhir, Chaeyoung mengerjap banyak.

Kim Mingyu, katanya? Benar-benar Kim Mingyu yang itu? Anak Seventeen itu?

Antara sadar dan tidak, Chaeyoung menyubit lengannya berulang kali dengan keras (sampai bekasnya ketara jelas, sampai-sampai Jeongyeon meneriaki Nayeon di ruangan lain untuk membawakan obat, dikiranya Chaeyoung sudah gila).

Ya Tuhan. Ini bukan mimpi, kan?

~.~

Author’s Note:

Halo! Mari kita basa-basi dulu sedikit karena aku freelancer baru di sini. Kalian boleh panggil aku Twelve atau Nissa, atau apalah terserah. Terima kasih telah menyempatkan waktu untuk baca fiksi aku! X) Ini adalah fiksi TWICE pertama aku, omong-omong. Ayo tinggalkan sesuatu di kolom komentar! ❤

Well, sebenernya agak gak nyambung juga ini Chaeyoung Twice sama Mingyu Seventeen. HAHA. Gapapalah, lagi seneng aja sama dua orang itu.

So, happy buzzday, Chaeyoung! ❤

Twelve.